Presdir Suk
(ayahnya joon soo) mendatangi ruangan nenek. Presdir bertanya pada sekretaris
apa nenek ada di ruangan. Sekretaris memberitahu bahwa nenek sedang ada tamu
yaitu Dan Tae.
Saat Dan Tae
dan nenek sedang berbicara, presdir masuk ke ruangan. Nenek mengakhiri
pembicaraan dengan Dan Tae dan mengatakan agar Dan Tae mencari solusi yang
terbaik dan datang kembali menghadapnya.
Setelah Dan
Tae berpamitan, presdir bertanya pada nenek untuk apa Dan Tae bertemu nenek di
kantor. Memang solusi apa yang bisa ditawarkan oleh seorang supir?
Nenek menjawab itu bukan urusan presdir. Jadi
sebaiknya presdir tidak usah ikut campur.
Dan
Tae terlambat sampai di lift, sehingga memilih melewati tangga untuk turun. Ditangga itu, Dan Tae
melihat wanita-wanita sekretaris CEO tengah menyudutkan Gong Shim.
“Beraninya kau
berbicara dengan menejer seok? Kau tidak pantas bekerja disini. Kau
mempermalukan kantor sekretaris kami” sekretaris senior itu memaki-maki Gong
Shim.
“Kesalahan
apa yang sudah aku perbuat?”
“AKu tidak dapat mengerti bagaimana seorang
gadis dengan resume mengerikan akhirnya bekerja dengan kami. Apa kau tidk tahu
betapa terkejutnya kami? Cih, aku tidak bisa mengatakan apapun saat aku tahu.
Kau dipekerjakan karena kau jelek. Itu untuk mencegah presdir selingkuh. Kau
tidak diakui untuk hal lain. Kau dipekerjakan karena wajah yang jelek dan
karakteristik yang mengerikan. Itu semua agar kau bisa mengawasi presdir”
wanita-wanita itu tidak berhenti menghina Gong Shim. Mereka bahkan berbicara
sambil menunjuk-nunjuk bahu Gong Shim. Setelah puas, mereka meninggalkan Gong
Shim yang bersedih sendirian.
Semua
kejadian itu di saksikan oleh Dan Tae hingga membuatnya mengkhawatirkan Gong
Shim.
Dan Tae
sengaja menunggu Gong Shim di depan lift. Saat mereka bertemu, Dan Tae berpura-pura
bahwa itu suatu kebetulan.
“oh, gong
shim-sii… wah, aku senang melihatmu disini”
“apa yang
kau lakukan disini?”
“ada
kesalahan yang aku lakukan. Aku disini untuk memperbaikinya” Dan Tae menjawab
sambil menggodai gong shim dengan cara melihat kartu tanda pengenal yang
dikalungi gong shim di lehernya.
“ini mungkin terdengar kasar, tapi kau harus
tetap bertahan.” Gong shim memberi nasihat pada Dan Tae dan tanpa mereka sadari
presdir sembunyi-sembunyi memperhatikan mereka berdua.
Setelah
dantae pergi, presdir memanggil gong shim.
“Nona Gong,
laki-laki yang baru saja berbicara denganmu, siapa dia?”
“Oh, ya. Namanya Ahn Dan Tae”
“Oh, ya. Namanya Ahn Dan Tae”
“Oke, aku
tau. Tapi siapa dia?”
“Namanya Ahn
Dan Tae-ssi” gong shim menjawab terbata-bata, bingung dengan maksud pertanyaan
presdir.
Presdir
akhirnya merasa jengkel karena mendengar jawaban gong shim yang polos. “maka
dari itu, aku bertanya ada hubungan apa kau dengan laki-laki itu?”
“hubungan?”
gong shim kaget ditanyai seperti itu.
“berapa
banyak yang kau ketahui tentang dia?”
“aku tidak tau banyak tentang dia”
“tidak
banyak? Apa kau yakin?” presdir curiga dan tidak percaya ucapan gong shim.
“aku tahu
sedikit tentang dia”
“sedikit?”
“sedikit
lebih banyak dari itu” (hahahahahaha XD, sumpah dah ini bos dan anak buah
bener2 error :D)
Presdir
merasa pusing dengan jawaban-jawaban gong shim, sehingga dia meminta gong shim
langsung saja mengatakan apa yang dia ketahui tentan dantae.
“kau ingin
mendengar semuanya?” gong shim ngeyel masih dengan wajah polos.
“iya…
semuanya”
“semuanya??”
“iya. Aku ingin
mendengar semuanya!” presdir lagi-lagi mulai emosi.
Gong shim
yang kebingungan muali menjelaskan apa yang ia ketahui. “Baiklah, pertama…
namanya adalah Ahn Dan Tae. Dia membayar 250 dolar untuk kamarnya di atap. Dia
makan tiga kali sehari di minimarket terdekat. Ah, dia adalah anggota VIP
disana.aku mendengar dia ada di baris kedua setelah presiden dari perusahaan
took itu karena dia memiliki banyak poin”
Presdir
mengangguk-angguk mendengar penjelasn gong shim.
“dia tidak pilih-pilih makanan. Aku bahkan
melihat dia mengambil makanan yang sudah jatuh” presdir sedikit terkejut
mendengar yang ini.
“dia suka
pakai celana Capri. Aku pribadi tidak suka pada laki-laki yang memaki celana
Capri. Dia juag sering memakai sandal jepit. Kakinya sangat kotor. Cara dia
berbicara…hm...sedikit menjengkelkan. Dia sangat pintar memancing kemarahan.
Aku mendengar dia berbicara di telepon dengan teman-temannya, dia banyak
mengumpat.” Presdir semakin mengangguk-anggukkan kepala.
“dia bekerja
sebagai supir di malam hari untuk mencari nafkah. Dan ada lagi, dia memiliki
firma hukum sendiri. Dia adalah seorang pengacara.
Dan hal itu
langsung membuat presdir tertarik. “apa? Dia seorang pengacara? Apa kau yakin?
Bagiku dia terlihat seperti sampah”
Gong shim
mengiyakan. “aku pernah ke kantornya. Dia benar seorang pengacara”
Presdir cukup terkejut dengan informasi
tersebut.
Gong shim
tersadar bahwa segala yang dikatakannya tadi semakin memperjelas bahwa Ahn Dan
Tae sama sekali bukan tipe laki-lakinya.
Presdir
kemudian memberi gong shim tugas untuk mencari informasi sebanyak mungin
tentang Ahn Dan Tae. Semua informasi baik itu masa lalunya, keluarga,
teman-teman, atau mungkin masalah uang. Semuanya. “aku perlu tahu apa dia
benar-benar seorang pengacara dan apa yang dia lakukan di tenpat kerjanya”
“kenapa aku harus mencari tahu itu?” gong shim
sedikit takut.
“aku perlu
tahu apa kau memenuhi syarat untuk pekerjaanmu. Kau harus menangani ini dengan
serius. Aku tidak bercanda. Buktikan bahwa kau layak untuk pekerjaanmu” presdir
memberi jawaban sekenanya.
“baiklah presdir, aku akan melakukannya” gong
shim termakan umpan.
Gong
shim sedikit ragu apa tidak apa-apa melakukan hal seperti yang di perintahkan
presdir. Tapi gong shim memantapkan hati. Tidak apa-apa, ini semua untuk bosku.
Gong
shim pun memutuskan untuk menghubungi dantae. Gong shim menelepon dantae tapi
dengan merubah suaranya, berharap agar dantae tidak mengenalinya sebagai gong
shim si tetangga. Tapi harapan tinggal harapan. Dantae bahkan sampai
menumpahkan air minumnya karena kesal merasa dikerjai gong shim.
“aish,,apa
yang sebenarnya kau lakukan? Apa kau terkena flu atau sesuatu? Dari mana sura
hidung itu?”
“aku tidak
terkena flu kok” gong shim menjawab dengan nada di-cute-kan.
“lalu itu
apa? Kau terdengar sangat aneh, kau membuatku takut.”
Gong shim
menyerah berakting cute. “apakah kau punya waktu malam ini?”
“tidak aku
sibuk. Aku punya janji bertemu seseorang”
“begitukah?”
“kenapa?”
“tidak
apa-apa, tidak usah dipikirkan. Aku hanya sedang ingin minum-minum.”
Dantae kemudian teringat kejadian saat gong shim
dibully oleh senior-seniornya di kantor. Hal itu membuat dantae menyetujui
ajakan gong shim.
Tanpa curiga
sama sekali akan maksud dan tujuan gong shim, dantae minum dengan bersemangat.
Dantae juga menceritakan sedikit tentang dirinya. Sampai akhirnya ia tersadar
dan heran dengan ketertarikan gong shim terhadap hidupnya. “kenapa kau
tiba-tiba tertarik dengan kisah hidupku?”
“ei, tentu saja aku tertarik. Kita kan teman”
“ei, tentu saja aku tertarik. Kita kan teman”
Dantae
percaya-percaya saja dengan alasan gong shim. Saat dantae ke toilet, gong shim berencana
membuat dantae mabuk karena “tidak ada yang bisa menyimpan rahasia ketika
mereka mabuk”
Gong shim
meracik minuman untuk dantae, akan tetapi minuman tersebut tertukar saat
ahjumma pemilik kedai meminta gong shim dan dantae pindah meja. Gong shim
meminum minuman racikan yang seharusnya untuk dantae, hingga membua gong shim
sendiri yang mabuk berat.
Dalam
kondisi mabuk, gong shim muali curhat pada dantae. “sejujurnya aku tidak pernah
mengatakan ini pada orang lain, aku sebenarnya sedikit bodoh”
“aku tahu,
kau memang terlihat bodoh”
“tsk, bukan
itu maksudku. Apa kau tahu, aku belum bisa mengkapal tabel perkalian. Berapa 7
kali 6”
“itu 42”
gong shim kaget dantae bisa menjawab dengan benar. “wow, kau hebat”
Saking
mabuknya, gong shim salah menyebut nama dantae menjadi Ahn Dan Taek membuat
dantae sedikit kesal.
“apa-apaan kau ini? Kau sudah benar-benar mabuk”
gong shim benar-benar curhat banyak pada dantae. Cerita bagaimana orang tuanya
membading-bandingkan ia dengan kakaknya. Hal itu membuat dantae bersimpati
padanya.
Saat
perjalan pulang, gong shim mengajak dantae bermain petak umpet. Gong shim
berkata dia akan pulang dengan syarat dantae menemukan tempat persembunyiannya.
Gong shim
kembali mengajak dantae bermain petak umet. Ini karena dantae terlambat
menemukannya tadi. Dan kali ini, dantae menemukan gong shim di dalam rumah
anjing. Akan tetapi itu hanya jebakan, karena gong shim memakaikan rambut
palsunya pada anjing tersebut, membuat dantae kaget setengah mati.
Gong shim lagi-lagi bersembunyi di tempat
sampah. Bahkan dia bersembunyi sampai tertidur. Dantae pun menggendong gong
shim pulang.
Dalam
gendongan dantae, gong shim yang tertidur dan mabuk meracau. “pak supir,
bisakah kau menurunkanku di toko ujung jalan?”
Dantae
mengiyakan sambil tersenyum.
“pak supir,
apakah kau pernah melihat seseorang dipekerjakan karena jelek? Apa pentingnya
mendapat pekerjaan? Kenapa mereka menyiksaku?”
“aku tidak memiliki pendidikan yang baik, keluarga yang bergengsi, ataupun pengalaman. Aku tidak berguna, tapi aku di pekerjakan, karena wajahku jelek, bukankah itu menakjubkan?”
Dantae terdiam mendengar semua keluh kesah gong shim.
Tiba-tiba sms dari joon soo masuk ke handphone gong shim, dan membuat gong mi penasaran. Saat gong shim keluar, gong mi langsung melihat apa isi sms joon soo tadi.
Dantae
sarapan di minimarket, dan bertemu gong shim. “apa kau memiliki makanan
penghangat? Kau minum banyak semalam”
Gong shim
merasa gengsi mengakui mabuknya dan berharap dantae melupakan kejadian semalam.
“tentu saja,
aku harus melupakan semuanya.”
Dantae
kemudian menjahili gong shim dengan foto-foto yang mereka ambil semalam. Dantae sampai salah kirim (atau sengaja mengirim) foto-foto gong shim kepada
joon soo, membuat gong shim syok bukan main.
Dantae yang menyadari gong shim akan marah padanya, berusaha untuk melarikan diri.
Tapi gong shim bergerak cepat dan menjambak rambut dantae sekeras-kerasnya.
Dikantor
gong shim melapor bahwa dia tidak menemukan apapun tentang dantae pada presdir.
Presdir kemudian memberikan waktu 2 hari untuk gong shim agar menemukan semua
informasi tentang dantae dan segera melapor padanya. Jika tidak, maka gong shim
akan berada di posisi yang kurang menguntungkan.
Saat jam
makan siang, gong mi yang teringat sms joon soo mencari cara agar gong shim
tidak bertemu dengan joon soo. Dengan alasan ketinggalan stempel, gong mi
meminta gong shim pulang ke rumah dan mengantarkan stempel itu ke kantornya.
Tapi saat sudah di rumah, gong mi menelepon mengatakan bahwa stempel tersebut
ada di kantornya. Itu hanya akal-akalan gong mi agar ia tidak bisa mendaftar di
tempat yang direkomendasikan joon soo, sebaliknya gong mi lah yang mendaftar
disana.
Dantae bertemu joon soo di taman. Dantae memohon agar joon soo menghapus foto kantong sampah gong shim yang tidak sengaja dikirimnya. Joon soo menolak dengan alasan dia akan menggunakan foto itu untuk tertawa saat ia merasa sedih.
Di toko furniture, joon soo mennunggu kedatangan gong shim, tapi malah gong mi yang datang. Joon soo merasa kecewa akan hal itu.
Sementara
itu gong shim pergi menuju ke kantor dantae dan menemukan bahwa kantor itu
sedang tidak ada orang. Gong shim masuk dan tdak sengaja melihat tumpukan foto
di meja dantae. Saat melihat foto-foto itu, tiba-tiba kaca jendela kantor
dantae di lempari dari luar, membuat gong shim terkejut dan berteriak
ketakutan.
Beberapa
orang preman masuk dan merusak kantor dantae. Ketua preman melihat gong shim
dan bertanya siapa gong shim, apa gong shim bekerja disitu, dan dimana dantae
berada.
Katua preman
manakut-nakuti gong shim dan hampir memukul gong shim, tapi dantae datang untuk
menghalangi.
“Kau pengacara Ahn? Bukankah kami sudah memperingatkanmu, jangan terlibat dalam urusan kami. Apa kau mau mati?”
Dantae sama
sekali tidak menghiraukan ketua preman berbicara. Dantae malah memperhatikan
kantornya yang rusak “Minta maaf karena telah merusak kantorku dan karena telah
menakuti wanita ini”
“dasar
brengsek. Apa kau mau aku hajar?”
“apa kalian mau melakukan ini dengan hukum atau dengan kekerasan?” dantae menantang ketua preman.
“apa kalian mau melakukan ini dengan hukum atau dengan kekerasan?” dantae menantang ketua preman.
Perkelahian
pun terjadi, dan di menangkan oleh dantae. Tentu saja, karena dantae memiliki
kekuatan super yang bisa memprediksi gerakan dengan cepat.
Polisi
datang dan terlihat sangat akrab dengan dantae. Setelah menanyakan keadaan gong shim, dante perergi mengikuti polisi untuk memberikan keterangan.
Kedekatan dante dan polisi tersebut membuat gong shim
heran. Ahjumma teman dantae mengatakan bahwa itu karena dantae adalah mantan
narapidana.
“Apa?
Benarkah itu?”
“ya. Lebih tepatnya, dia adalah seorang pengacara dengan catatan criminal. Tak lama setelah dia masuk sekolah tinggi, dia terlibat perkelahian dengan seorng pengganggu. Pengganggu itu adalah anak salah satu dewan direksi di sekolah. Hanya dantae yang dikirim masuk penjara. Dia tidak dilindungi huku karena miskin dan tidak berdaya.”
“ya. Lebih tepatnya, dia adalah seorang pengacara dengan catatan criminal. Tak lama setelah dia masuk sekolah tinggi, dia terlibat perkelahian dengan seorng pengganggu. Pengganggu itu adalah anak salah satu dewan direksi di sekolah. Hanya dantae yang dikirim masuk penjara. Dia tidak dilindungi huku karena miskin dan tidak berdaya.”
“jadi itu
sebabnya dia menjadi seorang pengacara? Dia ingin membantu orang-orang yang
diperlakukan tidak adil”
“tidak,
kurasa itu karena dia merasa bersalah. “
“bersalah?”
“saat dantae
di penjara, ibunya meninggal. Dia merasa bersalah, jadi dia menebusnya dengan
membantu orang-orang yang membutuhkan.”
Dantae
kembali dari kantor polisi dan memanggil ahjumma dengan sebutan bibi. (oh, jadi
ini bibinya -_-) Bibi menyuruh dantae dan gong shim pulang bersama-sama karena
mereka serumah.
Diperjalanan, dantae melihat bahwa tangan gong shim terluka.
“ kau
berdarah”
“aku tidak
apa-apa, aku baik-baik saja”
“apanya yang
baik-baik saja. Kau berdarah. Jika kau terluka seharusnya kau mengatakannya
kepadaku” dantae lalu menarik tangan gong shim, mengajak pergi mengobati
lukanya.
Tapi
kemudian, gong shim juga melihat luka di dahi dantae. Gong shim yang khawatir
tidak menghiraukan kedekatannya dengan dantae, bahkan sampai memegang kedua pipi dante dan terlihat sangat ketakutan dengan luka itu.
***
Episode yang cukup menghibur^ ^
Di episode 3 ini, udah keliatan kalo gong mi bener-bener menjadi rival cinta gong shim. Gong mi samapi tega ngerjain adiknya supaya kesempatan bertemu joon soo jatuh kepadanya.